Tanda Baca dan Penggunaannya
Hs
(2007) menjelaskan bahwa tanda baca memiliki fungsi untuk membantu pembaca
dalam memahami jalan pikir penulis. Lebih lanjut Hs (2007) menyebutkan beberapa
tanda baca yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia sehari-hari, seperti
tanda titik, tanda koma, tanda titik koma, tanda titik dua, tanda hubung, tanda
pisah, tanda elipsis, tanda tanya, tanda seru, tanda kurung, tanda petik, dan
tanda apostrof.
- Tanda Titik
Tanda
titik dapat digunakan dalam penulisan singkatan nama orang, dan gelar akademik,
namun tidak dapat digunakan untuk singkatan pada nama perusahaan (Hs, 2007).
Selain itu, tanda titik dapat digunakan pada singkatan yang terdiri dari dua
huruf, dimana titik diberikan di akhir huruf (Hs, 2007). Tetapi, Hs (2007) menambahkan
bahwa pada singkatan yang terdiri dari tiga huruf, tanda titik diberikan pada
akhir singkatan.
Contohnya:
Keterangan
|
Salah
|
Benar
|
Nama
perusahaan
|
D.P.R
|
DPR
|
Nama orang
|
HOS
Cokroaminoto
|
H.O.S
Cokroaminoto
|
Gelar
|
Fauzan SH
|
Fauzan, S.H
|
Singkatan dua
huruf
|
an (atas
nama)
|
a.n (atas
nama)
|
Singkatan
tiga huruf
|
d.s.b (dan
sebagainya)
|
Dsb.
|
Selanjutnya,
tanda titik juga dapat digunakan pada kalimat yang merupakan pernyataan
(Waridah, 2009). Misalnya:
Ayahku
sudah tinggal di Solo sejak tahun 2009.
Tanda
titik juga dapat dipakai hanya pada angka yang menyatakan jumlah, untuk
memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya (Hs, 2007). Lebih lanjut, Waridah
(2009) juga menjelaskan bahwa tanda titik dipakai di belakang angka yang ada
dalam satu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
Keterangan
|
Salah
|
Benar
|
Angka
yang menyatakan jumlah
|
3210
orang mahasiswa
|
3.210
orang mahasiswa
|
Angka
yang tidak menyatakan jumlah
|
Halaman
3.300
|
Halaman
3300
|
Bab
|
1-2
Tabel
|
1.2
Tabel
|
- Tanda Koma
Hs
(2007) menjelaskan bahwa tanda koma dapat dan tidak dapat digunakan dalam
tulisan. Ada saat-saat dimana penulis diharuskan menggunakan tanda koma dalam
tulisan, misalnya diantara unsur-unsur dalam suatu pembilangan, kalimat
majemuk, dan untuk memisahkan kata transisi penghubung antarkalimat (Hs, 2007).
Contoh:
Keterangan
|
Contoh Kalimat
|
Unsur-unsur
dalam suatu pembilangan
|
Departemen
Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi.
|
Kalimat
majemuk
|
Mahasiswa itu
sebenarnya berpotensi mendapat IPK yang tinggi, tetapi ia sering absen.
|
Memisahkan
kata transisi penghubung antarkalimat
|
Terlebih
dahulu mahasiswa harus lulus ujian. Setelah itu, baru dapat mengikuti
ujian praktek.
|
Sementara
itu, tanda koma tidak dapat dipakai pada kalimat majemuk bertingkat yang
diawali dengan induk kalimat (Hs, 2007).
- Tanda Titik Koma
Waridah
(2009) menyebutkan bahwa tanda titik koma dapat digunakan untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara, serta sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Malam
makin larut; pekerjaan belum selesai juga.
Ayah
mengurus tanamannya dikebun itu; Ibu sibuk di dapur; saya sendiri sedang
mengerjakan pekerjaan rumah.
- Tanda Titik Dua
Tanda
titik dua, dapat digunakan pada kalimat lengkap yang diberikan pada kalimat
lengkap yang diberi rincian berupa kata. Misalnya:
Mahasiswa
harus rajin belajar: membaca buku, berdiskusi, dan mengikuti evaluasi.
- Tanda Hubung
Hs
(2007) menjelaskan bahwa tanda hubung bukan hanya digunakan untuk memperjelas
hubungan bagian-bagian dalam ungkapan, namun dapat juga digunakan untuk
merangkai kalimat. Sementara Waridah (2009) menyebutkan bahwa tanda hubung ini
berfungsi untuk menyambung unsur-unsur kata ulang (misalnya, anak-anak,
kemerah-merahan, dan sebagainya).
Contoh:
tiga-puluh-dua pertiga (32/3)
angka dengan akhiran -an: 1.000-an
- Tanda Pisah
Tanda
pisah berfungsi untuk menegaskan adanya keterangan, yang dapat membuat sebuah
kalimat menjadi lebih jelas untuk dipahami (Hs, 2007). Tanda pisah ini
digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan,
atau diantara dua kota yang berarti sampai atau ke. Waridah
(2009) menambahkan bahwa dalam pengetikannya, tanda pisah ini dinyatakan dengan
dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh:
Seminar
itu akan diadakan pada tanggal 12 Mei – 18 Mei 2012.
Jurusan
Jakarta – Surabaya.
- Tanda Elipsis
Waridah
(2009) menjelaskan bahwa tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang
terputus-putus, serta untuk menunjukkan bahwa dalam suatau naskah ada bagian
yang dihilangkan. Misalnya:
Kalu
begitu... ya, marilah kita bergerak.
Sebab-sebab
kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
- Tanda Tanya
Tanda
tanya dipakai pada akhir kalimat tanya (Waridah, 2009).
Misalnya:
Apa kabar?
Tanda
Tanya juga dapat digunakan untuk menyatakan kalimat yang masih diragukan
kebenarannya.
Misal:
Ia dilahirkan tahun 1990 (?).
- Tanda Seru
Tanda
seru dipakai sesudah ungkapan dan pernyataan yang berupa seruan atau perintah
serta menunjukkan kesungguhan, ketidakpercayaan, dan emosi yang kuat (Waridah,
2009).
Contoh:
Buka
pintu!
Tinggalkan
tempat ini sekarang!
Merdeka!
- Tanda Kurung
Menurut
Waridah (2009) tanda kurung dapat dipakai pada beberapa ketentuan, seperti:
Tanda
kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Misalnya:
Bagian
perencanaan sudah selesai menyusun DIK(Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Tanda
kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci suatu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor
produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
- Tanda Petik
Waridah
(2009) menjelaskan bahwa tanda petik dapat digunakan untuk mengutip petikan
langsung dari suatu naskah atau kalimat, mengutip judul atau karangan, mengapit
istilah ilmiah yang kurang dikenal atau memiliki arti khusus, dan untuk
mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Keterangan
|
Contoh Kalimat
|
Petikan langsung dari naskah
|
Pasal 36 UUD
1945, berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”.
|
Judul syair
|
Bacalah “Bola
Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
|
Istilah ilmiah yang kurang dikenal
|
Pekerjaan itu
dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
|
Mengikuti tanda baca yang mengakhiri
petikan langsung
|
Kata Tono,
“Saya juga minta satu.”
|
- Tanda Apostrof
Tanda
apostrof merupakan tanda penyingkat yang menunjukkan penghilangan bagian kata
atau bagian angka tahun (Waridah, 2009).
Contoh:
Ali'kan
kusurati. ('kan = akan)
Malam
'lah tiba. ('lah = telah)
1
Januari '90. (90 = 1990)
Referensi:
Hs, Widjono. (2007). Bahasa
Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta:
PT Grasindo.
Waridah, E. (2009). EYD Saku +
Pedoman Pembentukan Istilah dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Kawan Pustaka.